Info Sekitar Tempat Wisata Indonesia

Tampilkan postingan dengan label info Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label info Indonesia. Tampilkan semua postingan

9/03/2016

Lembata Menjadi Tuan Rumah Hari Nusantara 2016


LEWOLEBA - Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, bakal ditetapkan sebagai tuan rumah puncak penyelenggaraan Hari Nusantara Nasional (Harnus) tanggal 13 Desember 2016 mendatang.
Lembata menjadi tuan rumah acara hari nusantara di 13 desember 2016 mendatang,wisata indonesia,travel guide

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang juga Ketua Dewan Kelautan Indonesia menghadiri dan membuka secara resmi hajatan nasional tersebut.
Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H Sutisna, menyampaikan hal itu di Lewoleba, Rabu (19/8/2015). Saat itu Dedy bersama anggota tim melakukan survei kesiapan Kabupaten Lembata menjadi tuan rumah puncak penyelenggaraan Harnus tanggal 13 Desember 2016 mendatang. Kedatangan Dedy bersama anggota tim diterima Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur.

"Jika Kabupaten Lembata menjadi tuan rumah harus menyiapkan diri dan mulai bekerja dari sekarang. Kesiapan itu, antara lain infrastruktur jalan, air dan listrik. Sarana prasarana transportasi laut, darat dan udara. Hotel dan restoran serta perumahan rakyat yang layak huni. Karena diperkirakan undangan yang datang berjumlah sekitar 5.000 orang," ujar Dedy.

Tim survei itu terdiri dari Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H Sutisna (Ketua), Kepala Bagian Umum Dewan Kelautan Indonesia, Sumaryono, Laksamana Madya (Laksda) TNI (Purn) Kingkin, Konsultan Dewan Kelautan Indonesia, Matias Mboi dan Masir. Sedangkan tim dari Provinsi NTT, Bona Salman (Bappeda NTT) dan Anakletus Tese (DKP NTT).

Lembata menjadi tuan rumah acara hari nusantara di 13 desember 2016 mendatang,wisata indonesia,travel guide

Dedy menegaskan, puncak penyelenggaraan Harnus ini merupakan hajatan nasional yang nantinya dihadiri Presiden Joko Widodo dan para menteri serta undangan lainnya. Karena itu, di tingkat daerah, Harnus harus dipersiapkan dari sekarang dan membutuhkan peran semua komponen, baik dari pemerintah, DPRD, swasta maupun masyarakat setempat. Pemerintah dan DPRD Kabupaten Lembata merancang kebijakan untuk mendukung terselenggaranya puncak Harnus ini.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat provinsi dan kabupaten juga berperan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

"Momen puncak penyelenggaraan Harnus di Lembata harus ditangkap sebagai momentum perubahan dan percepatan pembangunan di daerah itu ke depan. Dengan Harnus aliran dana APBN untuk pembangunan berbagai infrastruktur dan sarana prasarana transportasi ke Lembata pasti besar. Selain itu, perputaran uang di masyarakat memicu pendapatan masyarakat, karena ribuan undangan pasti berbelanja. Berbagai produk dan cinderamata harus disiapkan dari sekarang," kata Dedy.

Dijelaskan Dedy, momentum Harnus ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Rapat kita pada hari ini juga persiapan prakondisi. Saat puncak acara diatur semeriah mungkin dengan peran semua komponen secara terarah. Tiap kecamatan juga menyiapkan pentas dan seni budaya. Dampak setelah Harnus, diharapkan adanya derap kemajuan pembangunan. Masyarakat harus semakin maju dan sejahtera," kata Dedy. (humas setda Lembata)

Share:

HARI NUSANTARA


Sejarah dan Harapan Hari Nusantara

Banyak yang tidak tau, tentang sejarah ditetapkan Hari Nusantara. Wajar saja, setiap pelaksanaan Hari Juanda yang selalu ditonjolkan merupakan acara-acara ceremonial belaka yang terkadang miskin subtansi.

Peringatan Hari Nusantara telah dilaksanakan semenjak tahun 1999 pada Pemerintahan   KH. Abdurahman Wahid dengan menetapkan Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957 sebagai tonggak peringatan Hari Nusantara. Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 silam. Secara geopolitik dan geoekonomi, peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting, karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

sejarah hari nusantara, indonesia info,
Deklarasi Juanda
Deklarasi Juanda dicetuskan oleh Perdana Menteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi itu menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Banyak yang tidak tau, tentang sejarah ditetapkan Hari Nusantara. Wajar saja, setiap pelaksanaan Hari Juanda yang selalu ditonjolkan merupakan acara-acara ceremonial belaka yang terkadang miskin subtansi.

Peringatan Hari Nusantara telah dilaksanakan semenjak tahun 1999 pada Pemerintahan   KH. Abdurahman Wahid dengan menetapkan Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957 sebagai tonggak peringatan Hari Nusantara. Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 silam. Secara geopolitik dan geoekonomi, peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting, karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

Deklarasi Juanda dicetuskan oleh Perdana Memteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi itu menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang walaupun wilayah Indonesia tapi waktu itu belum diakui secara internasional.

Puncak Hari Nusantara hanya tinggal menunggu hitungan hari, rakyat tentunya berharap banyak agar pesan dan mimpi para pendiri bangsa ini dapat terwujud, yaitu kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat. Semoga peringatan Hari Nusantara di Lewoleba -Kabupaten Lembate Provinsi Nusa Tenggara Timur nanti dapat sedikit memberi angin segar di tengah gersangnya tingkat kesejahteraan di Lewoleba, belum lagi para eksekutif yang sedang disibukkan dengan realisasi anggaran akhir tahun. Semoga saja..
Share: