Info Sekitar Tempat Wisata Indonesia

9/03/2016

KEBUDAYAAN SULAWESI UTARA


Mengenal lebih jauh Kebuadayaan dari Provinsi Sulawesi Utara yang berada di pulau Sulawesi. Seperti biasa, kita akan melihat bentuk rumah adat, pakaian adat, tari-tarian budaya, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah. Berikut uraian singkat dari budaya Sulawesi Utara :

mengenal lebih jauh kebudayaan sulawesi utara 2016,travel guide,tempat wisata indonesia
Pakaian adat manado
1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Sulawesi Utara dinamakan “Rumah Pewaris”. Rumah ini dihuni oleh para pemimpin maupun rakyat biasa. Rumah tersebut harus dibuat dari balok atau papak tanpa sambungan. Kayunya tak boleh bengkok sebagai pelambang ketulusan lahir dan batin. Atapnya dari daun rumbia dan dikanan kiri rumah terdapat tangga. Rumah pewaris mempunyai ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar kamar.

Kolong rumah tersebut dapat digunakan untuk tempat menyimpan alat alat pertanian maupun alat alat perikanan.didepan rumahnya, pada bagian kanan dan kiri masing masing terdapat sebuah tangga untuk memasuki rumah, kita harus menaiki tangga yang sebelah kanan, sedangkan untuk keluar dari rumah, kita harus menuruni tangga yang sebelah kiri. Seluruh rumah terbuat dari bahan kayu.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat kaum pria Sulawesi Utara adalah tutup kepala (destar), baju model teluk belanga dan celana panjang. Sedangkan wanitanya memakai baju kurung dan kain panjang. Selain itu dibagian dadanya terdapat hiasan yang khas, dan perhiasan lainnya berupa subang serta gelang. Pakaian ini berdasarkan adat Bolaang Mongondow.

3. Tarian tarian Daerah Sulawesi Utara

a. Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang pasangan. Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan.
b. Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda mudi daerah Gorontalo.
c. Tapi Panen, tari ini menggambarkan kegembiraan masyarakat Minahasa yang secara gotong royong melaksanakan panen cengkeh dan kopra. Ditarikan oleh sekelompok wanita, garapan tari ini didasarkan atas unsur unsur gerak tari tradisi setempat.
d. Tari Cakalele, adalah tari yang melambangkan keprajuritan dan kegagahan.

4. Senjata Tradisional

Keris merupakan senjata tradisional yang biasa dipakai oleh rakyat di Sulawesi Utara. Bentuknya lurus tanpa berlekuk lekuk. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah peda (semacam parang), sabel,tombak, dan perisai.
Pedan dan parang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk bertani atau menyadap enau. Pedan ini bentuknya pendek dengan ukurun 50cm, terbuat dari besi. Hulunya terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang dua.
Sabel termasuk jenis peda dengan ukuran lebih panjang, yaitu 1-1,5m. Hulunya juga bercabang dua dan dipakai untuk perang, perisai sebagai penangkis terbuat dari kayu, diberi ukiran dengan motif motif binatang atau daun daun.

5. Suku  : Suku dan marga yang terdapat didaerah Sulawesi Utara adalah : Singir, Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondaw, Bantik, Gorontalo, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Gorontalo, Mongondow, Sangir, Minahasa, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Esa Mokan, Tahapusang, Kara.
Share:

KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA


Kebudayaan dari Provinsi Sulawesi Tenggara yang juga satu daratan yaitu Pulau Sulawesi. Seperti biasa kita akan melihat rumah adat, pakaian adat, tari-tarian, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu daerah dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Berikut uraiannya :

mengenal kebudayaan sulawesi tenggara,wisata indonesia,tempat wisata indonesia,travel guide
pakaian adat sulawesi tenggara
1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Sulawesi Tenggara disebut Istana Sultan Buton. Istana Sultan Buton disebut juga Malige. Bangunan tersebut tidak memakai paku dan merupakan rumah panggung. Ia terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama tempat kediaman raja dan permaisuri, lantai kedua untuk tempat tinggal dan lantai ketiga tempat wanita salat. Pada kiri kanan lanta dua ada ruangan tempat semacam menenun kain yang disebut Bate.
 Sultan Buton adalah pilihan rakyat banyak. Sultan harus bersih dari cacat jasmani ataupun cacat rohani. Untuk menggantikan kedudukan Sultan, tidak selamanya dari keturunan Sultan yang berkuasa. Dapat pula dupilih dari adik atau kakak Sultan, bahkan dari orang lain yang sederajat.

2. Pakaian Adat

Prianya memakai pakaian adat berupa tutup kepala (destar), baju model jas tutup sarung sebatas dengkul dan celana panjang.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya. Diatas kepalanya terdapat hiasan kembang dan hiasan lainnya berupa anting anting, kalung, dan gelang. Pakaian adat ini berasal dari Kendari.


3. Tari tarian Daerah Sulawesi Tenggara

a. Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalam menyambut tamu agung. Tari rakyat ini berasal dari Buton.
b. Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotongroyongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi. Sentuhan alu pada lumbung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.
c. Tari Molulo, adalah tarian yang indah danriang dari pergaulan muda mudi Sulawesi Tenggara.
d. Tari Motasu (berladang), Tari Motasu diangkat dari tradisi masyarakat Tolaki di Kabupaten Kolaka dan Kendari. Keseluruhannya menggambarkan ungkapan permohonan kepada tuhan agar dalam berladang dapat perlindungan dan kelak dikaruniai hasil yang melimpah.

 4. Senjata Tradisional

Keris adalah senjata tradisional rakyat Sulawesi Tenggara/ bentuknya berlekuk lekuk seperti keris pada umumnya. Istana dan banteng kerajaan Sultan Buton sangat terkenal dalam sejarah perlawanan bersenjata menentang Belanda. Keris dan pedang dipakai untuk perang jarak dekat, sedangkan tombak, lembing dan sumpitan untuk perang jarak jauh.


5. Suku  : Suku da marga yang terdapat didaerah Sulawesi Tenggara adalah : Walio, Laki, Muna, Buton, Mororene, Wowonii, Kulisusu, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Buton, Muna, Laki dan lain lain.

7. Lagu Daerah : Peia Tawa tawa

Demikianlah bahasan tentang KEBUDAYAAN SULAWESI TENGGARA yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan nya dan semoga bermangfaat dalam dan menambah pengengetahuan kita tentang kekayaan budaya di negeri Indonesia ini.
Share:

Lembata Menjadi Tuan Rumah Hari Nusantara 2016


LEWOLEBA - Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, bakal ditetapkan sebagai tuan rumah puncak penyelenggaraan Hari Nusantara Nasional (Harnus) tanggal 13 Desember 2016 mendatang.
Lembata menjadi tuan rumah acara hari nusantara di 13 desember 2016 mendatang,wisata indonesia,travel guide

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang juga Ketua Dewan Kelautan Indonesia menghadiri dan membuka secara resmi hajatan nasional tersebut.
Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H Sutisna, menyampaikan hal itu di Lewoleba, Rabu (19/8/2015). Saat itu Dedy bersama anggota tim melakukan survei kesiapan Kabupaten Lembata menjadi tuan rumah puncak penyelenggaraan Harnus tanggal 13 Desember 2016 mendatang. Kedatangan Dedy bersama anggota tim diterima Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur.

"Jika Kabupaten Lembata menjadi tuan rumah harus menyiapkan diri dan mulai bekerja dari sekarang. Kesiapan itu, antara lain infrastruktur jalan, air dan listrik. Sarana prasarana transportasi laut, darat dan udara. Hotel dan restoran serta perumahan rakyat yang layak huni. Karena diperkirakan undangan yang datang berjumlah sekitar 5.000 orang," ujar Dedy.

Tim survei itu terdiri dari Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia, Dedy H Sutisna (Ketua), Kepala Bagian Umum Dewan Kelautan Indonesia, Sumaryono, Laksamana Madya (Laksda) TNI (Purn) Kingkin, Konsultan Dewan Kelautan Indonesia, Matias Mboi dan Masir. Sedangkan tim dari Provinsi NTT, Bona Salman (Bappeda NTT) dan Anakletus Tese (DKP NTT).

Lembata menjadi tuan rumah acara hari nusantara di 13 desember 2016 mendatang,wisata indonesia,travel guide

Dedy menegaskan, puncak penyelenggaraan Harnus ini merupakan hajatan nasional yang nantinya dihadiri Presiden Joko Widodo dan para menteri serta undangan lainnya. Karena itu, di tingkat daerah, Harnus harus dipersiapkan dari sekarang dan membutuhkan peran semua komponen, baik dari pemerintah, DPRD, swasta maupun masyarakat setempat. Pemerintah dan DPRD Kabupaten Lembata merancang kebijakan untuk mendukung terselenggaranya puncak Harnus ini.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat provinsi dan kabupaten juga berperan sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

"Momen puncak penyelenggaraan Harnus di Lembata harus ditangkap sebagai momentum perubahan dan percepatan pembangunan di daerah itu ke depan. Dengan Harnus aliran dana APBN untuk pembangunan berbagai infrastruktur dan sarana prasarana transportasi ke Lembata pasti besar. Selain itu, perputaran uang di masyarakat memicu pendapatan masyarakat, karena ribuan undangan pasti berbelanja. Berbagai produk dan cinderamata harus disiapkan dari sekarang," kata Dedy.

Dijelaskan Dedy, momentum Harnus ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Rapat kita pada hari ini juga persiapan prakondisi. Saat puncak acara diatur semeriah mungkin dengan peran semua komponen secara terarah. Tiap kecamatan juga menyiapkan pentas dan seni budaya. Dampak setelah Harnus, diharapkan adanya derap kemajuan pembangunan. Masyarakat harus semakin maju dan sejahtera," kata Dedy. (humas setda Lembata)

Share:

HARI NUSANTARA


Sejarah dan Harapan Hari Nusantara

Banyak yang tidak tau, tentang sejarah ditetapkan Hari Nusantara. Wajar saja, setiap pelaksanaan Hari Juanda yang selalu ditonjolkan merupakan acara-acara ceremonial belaka yang terkadang miskin subtansi.

Peringatan Hari Nusantara telah dilaksanakan semenjak tahun 1999 pada Pemerintahan   KH. Abdurahman Wahid dengan menetapkan Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957 sebagai tonggak peringatan Hari Nusantara. Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 silam. Secara geopolitik dan geoekonomi, peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting, karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

sejarah hari nusantara, indonesia info,
Deklarasi Juanda
Deklarasi Juanda dicetuskan oleh Perdana Menteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi itu menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Banyak yang tidak tau, tentang sejarah ditetapkan Hari Nusantara. Wajar saja, setiap pelaksanaan Hari Juanda yang selalu ditonjolkan merupakan acara-acara ceremonial belaka yang terkadang miskin subtansi.

Peringatan Hari Nusantara telah dilaksanakan semenjak tahun 1999 pada Pemerintahan   KH. Abdurahman Wahid dengan menetapkan Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957 sebagai tonggak peringatan Hari Nusantara. Hari Nusantara merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957 silam. Secara geopolitik dan geoekonomi, peringatan tersebut memiliki arti yang sangat penting, karena merupakan proklamasi kesatuan aset kewilayahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekaligus menjadi simbol kesatuan wilayah dan kedaulatan laut Nusantara.

Deklarasi Juanda dicetuskan oleh Perdana Memteri Indonesia Djuanda Kartawidjaja. Deklarasi itu menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.

Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang walaupun wilayah Indonesia tapi waktu itu belum diakui secara internasional.

Puncak Hari Nusantara hanya tinggal menunggu hitungan hari, rakyat tentunya berharap banyak agar pesan dan mimpi para pendiri bangsa ini dapat terwujud, yaitu kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat. Semoga peringatan Hari Nusantara di Lewoleba -Kabupaten Lembate Provinsi Nusa Tenggara Timur nanti dapat sedikit memberi angin segar di tengah gersangnya tingkat kesejahteraan di Lewoleba, belum lagi para eksekutif yang sedang disibukkan dengan realisasi anggaran akhir tahun. Semoga saja..
Share:

9/02/2016

MENGENAL KEBUDAYAAN SULAWESI TENGAH


Sekarang kita akan membahas tentang Kebudayaan dari Sulawesi Tengah (Sulteng). Kita akan berkenalan dengan Rumah adat, pakaian adat, tari-tarian, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu tradisionalnya.
Mengenal kebudayaan sulawesi tengah,wisata indonesia,travel guide 2016
Tari Lumense
1.    Rumah Adat

Rumah adat Sulawesi Tengah disebut Rumah Tambai. Rumah tambai berupa rumah panggung dan atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding anak tangga dengan jumlah ganji menandaan rumah kepala adat dan yang berjumlah genap adalah milik penduduk desa.
Alas rumah tersebut terdiri dari balok balok yang disusun, sedangkan pondasi atau dasarnya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik terbuat dari batang batang kayu bulat dan atap rumah Tambai itu terbuat dari daun rumbai atau bumbu yang dibelah dua.

2.    Pakaian Adat

Pakaian adat untuk prianya berupa hiasan kepala yang khas, siga namanya, baju yang menyerupai jubah yang disebut buya dan sebilah keris (pasatimpo) terselip pada pending yang ada dipinggang.
Wanitanya memakai baju yang disebut patimah lola, kalung susun atau gena kambora, gelang yang disebut pontodate, dan anting anting yang disebut dali. Kepala dan dahi diberi hiasan yang dinamakan dadasa. Selain itu ia pun memakai pending. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan di Donggala.

3.    Tari tarian Sulawesi Tengah

a.    Tari Lumense dari Poso merupakan tarian selamat datang untuk menyambut tamu angung.
b.    Tari Peule Cindi termasuk pula tarian untuk menyambut tamu angung. Puncak acarany adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.
c.    Tari Pepoinaya tari ini menggambarkan ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap keberhasilan panen atau berkah kedatangan tamu tamu penting. Tari ini digarap berdasarkan unsur ak tari tradisional dari daerah Poso, Sulawesi Tengan yang dipadukan dengan gerak tari Moenda, Motorompio, dan Molinga.

4.    Senjata Tradisional

Pasatimpo adalah senjata tradisional yang terkenal di Sulteng. Bentuk hulunya bengkok kebawah dan sarungnya diberi tali. Senjata terkenal lainnya adalah tomak kanjoe atau surampa (ujungnya berbentuk trisula), parang, tombak, pisau, perisai, dan sumpitan. Senjata parang dipakai untuk bertani atau untuk berperang. Sedangkan tomak dipergunakan untuk berburu babi, mencari ikan atauk untuk berperang.

5.    Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Sulawesi Tengah adalah Kaili, Kulawi, Mori, Pamona, Banggai, Balatar, dan lain lain.

6.    Bahasa Daerah : Kulawi, Kaili, Blatar, Mori, Banggai, dan lain lain.

7.    Lagu Daerah : Tope Gugu, Tondok, Kadadingku.
Share: